Monday, 31 October 2016

Apakah Penyakit Umum Xenia dan Avanza



Assallamu alaikum wr.wb. Jakarta,  Okt 2016


Penyakit Umum Xenia - Avanza

  
Kali ini saya akan mencoba membahas permasalahan yang sering dialami oleh xenia dan avanza.
Mungkin anda adalah salah satu pemilik Daihatsu Xenia maupun Toyota Avanza, mengingat kedua mobil ini merupakan mobil yang paling laris di negeri ini. Dari berbagai keluhan yang saya baca, ternyata penyakit umum dari kedua mobil ini adalah masalah ngelitik pada mesin, yang terjadi hanya beberapa tahun setelah dibeli dari dealer, dan makin lama makin kencang, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dalam berkendaraan, dan tentu saja bisa merusak mesin mobil itu sendiri. Memang pada mobil lain juga banyak gejala ngelitik ini, tapi tidak sesering seperti pada kedua mobil ini, mengapa demikian? Baca juga :
"TIPS MERAWAT MOBIL TOYOTA AVANZA"

Dengan cukup susah payah mencari rasio kompresi mesin dari kedua mobil ini, akhirnya ketahuan juga nilainya. Maklumlah, di brosur-brosur dealer, maupun web resminya tidak pernah dicantumkan.

Nilai rasio kompresi Xenia dan Avanza adalah 11:1. Angka ini tentu sangat besar dibandingkan kebanyakan mobil lain yang rata-rata antara 9 sampai di bawah angka 11. Apa pengaruhnya angka rasio kompresi yang besar ini. Tentu saja terhadap kebutuhan asupan BBM yang sesuai. Dari beberapa riset yang dilakukan berbagai pihak, bisa dirangkum seperti berikut:

Rasio Kompresi di bawah 9:1 diperlukan BBM dengan RON 90
Rasio Kompresi di bawah 9:1 – 10:1  diperlukan BBM dengan RON 92
Rasio Kompresi di bawah 10:1 – 11:1  diperlukan BBM dengan RON 95
Rasio Kompresi di bawah 11:1 – 12:1  diperlukan BBM dengan RON di atas 95


Dari data di atas, xenia dan avanza dengan rasio kompresi mesin 11:1 membutuhkan minimal RON 95 (sekelas pertamax plus) sehingga performa mesin optimal dan tidak menimbulkan gejala ngelitik. Ini memang cukup ironis, mengingat kebanyakan orang memilih xenia dan avanza dengan harapan irit dan murah bahan bakar, tapi ternyata harusnya diisi dengan pertamax plus, yang harganya hari ini hampir 2x lipat premium. Mungkin alasan ini mengapa nilai rasio kompresi xenia dan avanza ini susah dicari.

Lantas timbul pertanyaan, mengapa Xenia dan Avanza ini dibekali dengan mesin yang rasio kompresinya sangat tinggi? Setidaknya ada 2 alasan sebagai berikut:[sociallocker]

Tenaga adalah hal yang utama dalam sebuah kendaraan. Dengan volume mesin yang cukup kecil (1000cc sampai 1300cc), xenia dan avanza ini tentu tidak boleh kalah saing dengan kendaraan lain yang rata-rata di atas 1500cc, bahkan 2000-3000cc. Dan untuk mendapatkan tenaga dengan volume mesin yang kecil tadi, rasio kompresi inilah yang kemudian dioptimalkan sampai ke angka yang sangat tinggi. Tidak heran kalau di jalanan kita mendapatkan pemandangan Xenia dan Avanza yang begitu lincah menyalib mobil-mobil bercc besar seperti innova, fortuner, dll.

Xenia dan Avanza didesain sebagai city car atau mobil yang dominan di dalam kota, dengan karakter khususnya kota yaitu macet. Otomatis mobil akan lebih banyak stop and go, maju dikit, berhenti lagi, maju lagi berhenti lagi dst. Alangkah tersiksanya kalau gas berat dan harus injak dalam-dalam supaya mobil bisa sedikit bergerak. Maka lagi-lagi rasio kompresi yang harus ditingkatkan supaya kendaraan memiliki torsi yang cukup besar, sehingga dengan sedikit injak ga saja, kendaraan sudah melaju.
Lalu apa sebenarnya rasio kompresi itu? Analoginya adalah orang bermain ketepel seperti si Baim tarzan cilik. Jika si Baim ingin mengetepel musuhnya dengan harapan batu yang ada di ketepel itu memiliki tenaga pukul yang besar, dan kecepatan yang tinggi saat mengenai musuhnya, tentu saja dia harus menarik karet ketepel semakin panjang ke belakang, karena semakin panjang, kecepatan maupun tenaga batu tersebut akan semakin maksimal. Tapi tentu saja usaha si Baim ini akan sia-sia kalau kualitas dari karet ketepelnya payah, karena akan putus duluan sebelum dia melepaskan pegangannya pada tempat batu di ketepel itu.




Secara teknis, lihatlah gambar di atas untuk menjelaskan apa itu rasio kompresi:

Piston turun dan klep terbuka, ruangan di atasnya akan diisi oleh campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas), dengan perbandingan 14,7:1 (standar).
Klep tertutup, piston kembali naik ke atas dan menekan campuran udara dan bensin tadi. Semakin kecil ruang tersisa untuk campuran itu, maka semakin besar tekanan yang terjadi. Konsekwensinya ini akan memperbesar tenaga potensial terhadap piston, sehingga siap melakukan tolakan yang lebih dahsyat. Perbandingan ruang bakar total dan ruang yang tersisa setelah dimampatkan (ruang kompresi) tadi disebut perbandingan kompresi. Semakin tinggi perbandingan ini, maka semakin besar tekanan yang terbentuk.
Idealnya, sesaat sebelum piston mencapai titik tertingginya (Titik Mati Atas, TMA), busi akan memercikan api, sehingga terbakarlah campuran bensin dan udara tadi. Energi yang terlontar dari hasil pembakaran ini dan juga tekanan yang besar tadi akan ‘melemparkan’ kembali piston ke bawah dan memutar poros roda.
Setelah mencapai titik terbawah (Titik Mati Bawah, TMB), maka ruangan akan dipenuhi sisa-sisa pembakaran, idealnya CO2 dan H20 (air), yang juga berupa gas. Ini akan terdorong oleh piston yang kembali naik ke atas, dan klep terbuka, sehingga bisa dibuang lewat knalpot. Pembakaran yang tidak sempurna, bisa menciptakan gas lain yaitu karbon monoksida (CO) yang berbahaya serta meninggalkan kerak di atas kepala piston. Apabila terus menerus, bisa merusak mesin.
Jadi itulah penjelasannya mengapa Xenia dan Avanza dibekali dengan mesin yang rasio kompresinya tinggi 11:1. Nah hanya saja seperti analogi si Baim tadi, kalau bahan karet ketepelnya (baca: bensin) yang digunakan kualitasnya rendah, maka tentu saja harapan yang diinginkan tidak tercapai, bahkan dapat menimbulkan masalah. Rasio kompresi 11:1 yang harusnya diisi minimal pertamax plus, tapi ternyata terus menerus diisi premium, tentu saja akan membuat mesin tidak optimal sesuai dengan yang diharapkan, dan parah-parahnya terciptalah yang namanya ngelitik.

Ngelitik (Knocking) adalah gejala mesin yang berbunyi, yang diakibatkan oleh tekanan maksimal yang terlalu cepat di dalam ruang bakar, sehingga menghantam piston yang posisinya masih menuju ke titik mati atas (TMA). Bagaimana proses ngelitik itu terjadi?

Mesin kompresi tinggi, kalau diisi bensin  dengan oktan rendah, tentu akan lebih cepat terbakar dengan sendirinya akibat suhu dan tekanan yang tinggi. Sehingga ketika busi memercik, tekanan dan suhu maksimal terjadi saat pison masih bergerak ke atas, sehingga akan tabrakan dan menimbulkan bunyi ngelitik.
Proses pada nomor 1, akan menyebabkan pembakaran yang tidak merata dan tidak sempurna, sehingga meninggalkan sisa pembakaran berupa kerak karbon yang menempel pada mahkota piston. Apa akibatnya dari kerak ini? Ada 2 akibat, pertama dia akan membara saat terjadi pembakaran, dan ini akan memicu pembakaran dengan sendirinya, dan yang kedua, perhatikan gambar di atas, volume ruang kompresi akan semakin kecil, dan ini berarti rasio kompresi menjadi semakin besar (lebih dari 11:1). Kedua hal ini akan memperparah proses pengapian di ruang bakar.
Dari berbagai penjelasan di atas, maka sangat wajar bila banyak keluhan seputar mobil xenia dan avanza, terutama masalah ngelitik dan tenaga yang semakin jauh berkurang dibandingkan saat awal pemakaian. Lalu apa solusinya? Berikut hal yang bisa dilakukan:

Lakukan service besar, bersihkan kerak yang menempel pada kepala piston.
Setelah langkah 1, tentu saja gunakan bensin berkualitas dengan RON minimal 95 (pertamax plus), karena kalau tetap premium, siklus serupa akan terus terjadi.

Kalau solusi nomor 2 di atas terasa berat bagi anda, tentu ada solusi lain seperti yang juga telah digunakan oleh ribuan pengguna lain, yaitu menggunakan Norival Energy Fuel Enhancer. Norival adalah peningkat kualitas dan penghemat bbm yang telah terbukti pada ribuan orang selama lebih dari 3 tahun dan teruji di PT Petrolab.

Demikianlah pemberitahuan dari saya. Semoga bermanfaat.


  *AYAH selalu terlihat tegar agar anak-anaknya tak merasa khawatir*.






0 komentar:

Post a Comment